KARAWANG-Sinfonews.com
Kematian seorang TKW, Nuraisih Mainin Maarin (39) warga RT 02/RW 01 Dusun Krajan A, Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta, Karawang, yang meninggal dalam perjalanan pulang dari Saudi Arabia Ke Indonesia, menurut keterangan yang di terima Sinfonews.com Almarhumah meninggal di tengah perjalanan dan saat itu awak pesawat mengetahui ada penumpang meninggal sehingga pesawat Saudi Airlines melakukan pendaratan emergency di Srilanka, karena pada saat itu, kebetulan posisi penerbangan berada wilayah Srilanka, sehingga di serahkan jenazah almarhumah kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Srilanka.
Berdasarkan keterangan ibu Nuraisih, Hj. Romlah 70 Tahun, memang sebelumnya almarhumah berkabar kepadanya melalui sambungan telepon. Bahwa Nuraisih sedang sakit, dan menjalani pengobatan, dengan biayanya di tanggung oleh majikan Nuraisih di Saudi Arabia.
Setelah Nuraisih merasa agak mendingan, akhirnya memutuskan untuk pulang pada Sabtu 23 September 2017. Bahkan, pukul 03 : 00 WIB , almarhumah sempat menghubungi ibu dan beberapa keluarganya. Mengabarkan, bahwa dia mau pulang hari Sabtu itu. Hingga akhirnya beberapa anggota keluarga Nuraisih, mempersiapkan untuk menjemput Nuraisih di Bandara Soekarno – Hatta.
Pada saat pihak keluarga sedang menunggu, sampai akhirnya datang pesawat Saudi Airlines yang di tumpangi Nuraisih, mengabarkan bahwa ada salah satu penumpang yang meninggal dunia di perjalanan, sehingga harus melakukan pendaratan emergency di Srilanka, dan di dalam pengumuman tersebut, di sebutkan nama Nuraisih Mainin Maarin. Mengetahui hal tersebut pihak keluargapun shock. Kebahagiaan akan menyambut kepulangan anggota keluarganya yang selama bertahun – tahun tidak bertemu, tapi malah mendapat kabar duka.
Hari itu juga, Sabtu 23 September. Keluarga langsung mencari tahu keberadaan jenazah Nuraisih, sampai akhirnya tersambung dengan perwakilan KBRI di Srilanka, dan menjelaskan, bahwa harus di lakukan dulu otopsi selama dua hari, agar di ketahui faktor penyebab meninggalnya Nuraisih. Perwakilan KBRI untuk Srilanka pun mengabarkan soal biaya biaya pemulangan jenazah, sebesar 3000 US dolar, atau sebesar 40 juta rupiah.
Hingga saat ini berita ini di tayangkan, pihak keluarga masih kebingungan dengan biaya pemulangan jenazah Nuraisih, Emad 58 Tahun, salah seorang anggota keluarga menuturkan melalui telpon genggamnya kepada sinfonews.com
“Uang dari mana pak…? Kita ini orang tidak mampu, untuk biaya hidup sehari hari saja hanya cukup untuk makan. Kami meminta pihak Pemerintah Karawang, agar bisa membantu pemulangan jenazah keluarga kami,” jelas Emad melalui telpon genggamnya. Rabu (27/09)
Di tempat terpisah, salah seorang aktivis muda Karawang. Andri Kurniawan, mengatakan Kalau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang tidak peduli dengan pemulangan jenazah almarhumah, dirinya akan mengajak kawan – kawan aktivis lainnya, untuk melakukan gerakan ngencleng koin ke kantor – kantor instansi dan Dinas yang ada di Kabupaten Karawang.
“Apa tidak malu tuh Pemerintah, ada masyarakatnya yang merupakan pahlawan devisa, jenazahnya tidak bisa di pulangkan, karena faktor biaya..,” tandas Andri saat ditemui Sinfonews.com.
Andripun menambahkan semoga Pemkab Responsif atas persoalan ini, jangan kalah dengan Bupati Purwakarta, mau menjadi narasumber dalam kuliah umum, tapi di bandara menemukan TKW terlantar karena tidak bisa pulang, Bupati membatalkan agendanya menjadi narasumber, hanya untuk dapat memulangkan 2 TKW asal Purwakarta dan Karawang tersebut.
“Malu lah! Kita ini di kenal dengan Kabupaten kaya raya, investasi di mana – mana. Masa kalah dengan kepedulian seorang pemimpin yang memimpin Kabupaten yang tidak memiliki nilai investasi tinggi seperti Purwakarta? Peka dong dengan kesusahan warganya,” pungkasnya. (RyaSKa)