KARAWANG, Sinfonews.com
Penyerahan rekomendasi dukungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Golkar) untuk pasangan Ridwan Kamil – Daniel Mutaqien ya g dilaksanakan Kamis (09/11) di Gedung DPP Partai Golkar Slipi Jakarta, sebagai syarat menuju pencalonan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018 mendatang. Acara sakral dalam proses politik ini di hadiri oleh ratusan kader Partai Golkar, yang pada awalnya akan dilaksanakan di Kantor DPD I Partai Golkar Jawa Barat, tetapi dipindahkan ke Kantor DPP Partai Golkar yang sampai saat ini tidak jelas apa alasannya.
Dalam acara tersebut, ada yang tidak biasa dalam proses tersebut. Di mana, hampir semua Dewan Pimpinan Daerah (DPD II) Jabar hadir. Tetapi Dedi Mulyadi, Ketua DPD I Jabar tidak hadir, dengan tanpa memberikan alasan atas ketidak hadirannya. Menurut pendapat Pemerhati Politik dan Pemerintahan Andri Kurniawan kepada Sinfonews.com melalui selularnyaa mengatakan jelas ini merupakan bentuk kekecewaan DM atas sikap DPP Partai Golkar, yang tidak merekomendasi/mengusung dirinya untuk maju dalam pertarungan politk 5 Tahunan mendatang.
Andri menambahkan secara psikologis, sangat lah wajar sikap DM seperti itu. Walaupun sebelumnya, DM beberapa kali mengatakan, bahwa dirinya tidak mempersoalkan, kalau DM tidak di calonkan oleh Golkar, dan DM mengatakan tidak akan meninggalkan Golkar.
“Perlu digaris bawahi, dengan tidak hadirnya DM dalam acara hari ini. Jelas menggambarkan bagaimana tentang perasaannya, ” ungkap Andri Kurniawan kepada Sinfonews.com Kamis Malam (09/11)
Lanjutnya, sangat manusiawi dengan sikap DM seperti itu, siapa pun orangnya, jika di posisi DM, tentu akan bersikap seperti DM.
“Ya ini lah dinamika politik. Walau pun secara lisan, ungkapan DM menerima atas segala bentuk keputusan DPP, tapi hati belum tentu menerima,” jelasnya
Sekarang tinggal kembali kepada DM. Apakah tetap bertahan di Golkar dan tetap fatsun atas segala macam bentuk keputusan DPP, dengan menelan pil pahit, atau DM mau hengkang dari Golkar. Pasalnya peluang DM untuk bergabung dengan bakal calon lain itu ada. Semisal, belum lama ini DM sempat berkomunikasi dengan Dedi Mizwar. Namun yang jadi pertanyaan. Di antara keduanya, apakah ada yang bersedia mundur satu langkah, menjadi sebagai bakal calon Wakil.
“Tapi ya politik itu dinamis dan kompromis, hal demikian bisa saja terjadi,” tutur pemerhati polilit dan Pemerintahan ini.
Dan perlu di waspadai dan kehati-hatian, jelas Andri apakah Partai Politik (Parpol) yang di gadang -gadang bakal mengusung Dedi Mizwar, sepakat apa bila bakal calon wakil Dedi Mizwar adalah Dedi Mulyadi. Karena semua kembali pada keputusan Parpol pengusung.
Andripun menyarankan, dari pada tidak ada kepastian di jalur Parpol. Sebaiknya DM maju melalui jalur independent saja.
“Masih ada waktu untuk melengkapi syarat untuk maju di jalur independent, segera persiapkan syarat – syaratnya dari sekarang,ndri Kurniawan. (RyaSKa)