“Pengelolaan sampah yang efektif tidak cukup hanya mengandalkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) saja. Menurutnya, dibutuhkan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, sekolah, dan berbagai lembaga masyarakat”
SUMEDANG (SINFONEWS.com)-Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, menegaskan komitmennya untuk mentransformasi sistem pengelolaan sampah di wilayahnya. Ia secara khusus meminta seluruh perangkat daerah di Sumedang untuk mereplikasi sistem pengelolaan sampah terpadu yang telah terbukti berhasil diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Permintaan ini disampaikan Bupati Dony saat memimpin kunjungan studi tiru ke dua lokasi kunci di Banyumas pada Rabu (11/6/2025) di Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, serta TPST Kedungwaru.
“Saya minta kepada seluruh kepala OPD menerapkan pola pengelolaan sampah di Banyumas. Sistem Banyumas ini terbukti berhasil. Kita tiru, kita replikasi, dan kita sesuaikan dengan kondisi di Sumedang,” ujar Bupati Dony.
Bupati Dony menekankan bahwa pengelolaan sampah yang efektif tidak cukup hanya mengandalkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) saja. Menurutnya, dibutuhkan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, sekolah, dan berbagai lembaga masyarakat.
Model pengelolaan sampah di Banyumas, lanjut Bupati, menunjukkan bahwa sampah dapat menjadi sumber ekonomi jika dikelola dengan baik. Di sana, sampah organik diolah menjadi kompos dan pakan maggot, sementara sampah plastik diproses menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) dan paving block. Hasilnya, hanya sekitar 9% residu yang berakhir di TPA.
“Kalau kita pilah dari rumah, sampah bisa jadi berkah. Mari kita mulai gerakan pilah sampah dari rumah. Nanti yang organik dikantongi putih, yang anorganik di kantong hitam. Dengan begitu proses pengolahan akan lebih efektif,” tambahnya, memberikan panduan praktis kepada masyarakat.
Kepala DLH Sumedang, Wasman, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjalankan arahan Bupati. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan meniru sistem Banyumas secara menyeluruh, mencakup aspek teknologi, partisipasi masyarakat, dan kemitraan dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
“Arahan Pak Bupati sangat jelas: tidak lagi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tapi ATM plek. Kita replikasi penuh, bahkan alat pengolah seperti mesin conveyor dan pencacah pun akan kami ajukan secara bertahap,” ujar Wasman.
Wasman mengakui bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah tantangan utama. Namun, ia optimistis bahwa dengan dukungan lintas perangkat daerah dan penguatan edukasi, Sumedang akan mampu menjadi pelopor pengelolaan sampah modern di Jawa Barat.