PURWAKARTA-Sinfonews.com
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menilai bahwa kehidupan tradisi masyarakat Jawa Barat seperti ‘Ngaruwat Bumi’ yang biasa digelar oleh masyarakat adat pedesaan dapat menjadi salah ikon pariwisata pemikat wisatawan apabila dikelola dengan baik.
Hal ini diungkapkan oleh budayawan Sunda tersebut saat menghadiri undangan masyarakat Kampung Adat Banceuy, Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Subang, pada Rabu (20/9).
“Kegiatan seperti ini (Ngaruwat Bumi – red) bisa menjadi potensi wisata yang sangat bagus jika dikelola dengan baik,” kata Dedi.
‘Ngaruwat Bumi’ sendiri merupakan tradisi yang biasa digelar sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil pertanian melimpah. Biasanya, waktu pelaksanaannya pun bersamaan dengan pergantian Tahun Baru Islam. Sebagaimana diketahui, dalam penanggalan Kalender Hijriyah, besok merupakan awal Tahun Baru Hijriyah 1439.
“Warisan orang tua kita harus dijaga. Disini tempat tumbuhnya akar kebudayaan, secara religi juga ini merupakan bentuk rasa syukur terhadap hasil panen warga masyarakat,” katanya menambahkan.
Berdasarkan pantauan, warga Kampung Banceuy tampak memenuhi jalanan desa setempat dan mengabadikan momen iring-iringan dongdang atau alat yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil panen berupa padi, buah-buahan, sampai sayuran.
Dongdang sendiri terbuat dari kayu atau bambu dan dibentuk serupa rumah khas Sunda dengan arsitektur julang ngapak tetapi dalam ukuran mini.
Berbagai tarian mulai dari jaipong sampai sisingaan khas Kabupaten Subang turut menjadi pemanis kegiatan yang digelar secara swadaya oleh masyarakat setempat ini.
Kepala Desa Sanca, Masna mengungkapkan kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan warga di wilayahnya jelang pergantian Tahun Baru Islam. Selain ungkapan rasa syukur atas rezeki melimpah, Ngaruwat Bumi merupakan momentum bagi warga untuk saling berbagi hasil bumi.
“Ini rutin disini, syukur atas hasil panen, nanti (hasil panennya) dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
Ia pun menyambut baik gagasan Dedi Mulyadi terkait kegiatan yang berbasis tradisi harus menjadi ikon pariwisata daerah. Terlebih, Dedi merupakan tokoh Sunda asal Subang Jawa Barat yang dinilai sukses membangun di Purwakarta, kabupaten yang dia pimpin.
“Seungit (wangi) Kang Dedi disini mah, beliau mah kan punya ikatan emosional dengan warga Subang,” pungkasnya. (RyaSKa)