“Alfia mengatakan, workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana mendapatkan antibiotik yang benar”
BEKASI, SINFONEWS.com | RS HERMINA Bekasi gelar acara dalam kampanye Global World Antibiotic Awereness Week melalui workshop dengan tema “DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) Penggunaan Antibiotik di Rumah dengan Bijak”. terselenggara secara serentak di 46 RS Hermina se-nusantara pada hari Rabu, 29 November 2023.
Tujuan utama dari penyelanggaraan workshop ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang Resistensi Antimikroba (AMR) atau dikenal oleh masyarakat dengan penggunaan antibiotik melalui komunikasi dan edukasi yang efektif, inisiatif ini selaras dengan visi RS Hermina yaitu tumbuh, sehat, dan berumur panjang.
WHO dalam kampanyenya mengani Pekan Kesadaran Antimikroba sedunia, bertujuan ingin mengurangi peningkatan resistensi Antimikroba untuk pasien-pasien di dunia lantaran obat antibiotik hanya dibagikan kepada pasien yang terjangkit infeksi saja.
Kegiatan ini dirancang strategis untuk keluarga pasien yang berada di poliklinik rawat jalan atau ruang tunggu obat di farmasi, dengan pembicara dan moderator dari Apoteker PIC PPRA Farmasi serta dokter dari RS Hermina.
RS Hermina Bekasi tetap berkomitmen terhadap perannya dalam kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat, melalui DAGUSIBU, RS Hermina Bekasi bertujuan untuk memberdayakan keluarga dengan pengetahuan untuk memperoleh, memakai, menyimpan, dan membuang antibiotik secara bijak. “DAGUSIBU penting diterpakan karena bisa memberikan manfaat untuk tubuh sekaligus dalam menjaga lingkungan ketika mendapat obat, mengingat dampaknya yang sangat besar maka perlu adanya pengelolaan dan pengawasan yang baik.
BACA JUGA : Cegah Stunting, Dinas Perikanan Karawang Sosialisasikan GEMARIKAN
Apt. Alifia Rizki Budi Utami S.Farm dalam pemaparannya menjelaskan, Dagusibu merupakan singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang yang ditujukan agar masyarakat paham mengenai obat.
Dijelaskan, tujuannya meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan dan pengawasan penggunaan obat yang baik dan benar. Obat bebas yang didapat dari toko obat, apotek, atau obat yang dibeli tanpa resep dokter biasanya dipersiapkan di rumah untuk penanganan sakit tanpa bantuan tenaga kesehatan. Obat-obat tersebut diantaranya obat batuk, pilek atau obat demam.
“Begitu pun obat dari resep dokter, tidak semua obat akan habis sekali minum. Obat yang dapat mengurangi rasa nyeri atau obat demam, hanya dikonsumsi ketika merasakan sakit tersebut sehingga obat tersebut harus disimpan selama tidak digunakan,”ucapnya.
Alfia mengatakan, workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana mendapatkan antibiotik yang benar
“Bagaimana cara menggunakan antibiotik yang benar, karena penggunaan obat antibiotik tidak untuk semua penyakit,”ujarnya.
Alfia berharap, semoga dengan workshop ini dapat memberikan edukasi dan feedback yang positif untuk pasien dan masyarakat umum, dan dapat diimplementasikan di kehidupan sehari hari,”tandasnya
Kegiatan ini menggarisbawahi dedikasi RS Hermina Bekasi terhadap edukasi kesehatan yang proaktif, menekankan penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab sebagai upaya kolektif dalam perjuangan global melawan Resistensi Antimikroba. ***