Pewarta : NINA SUSANTI | Editor : RYAN S KAHMAN
“Selama ini, kata muda dan milenial dijadikan jargon dan komoditas, tapi keberpihakan sejatinya, jauh panggang dari api. Katanya kita pro anak muda, tapi yang boleh jadi pemimpin, harus usia 40 dulu. Apakah ini bukan hipokrit?” tanya dia.
JAKARTA | BERTEMPAT di Kopitok Kemang Jakarta selatan hari Rabu (26/10), Sejumlah pemuda menggelar diskusi dengan tajuk “Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang Presidential Treshold dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres.”
Diskusi tersebut dihadiri Pengamat Politik Refly Harun, Politisi PSI Rian Ernest, Vlogger Muda Cania Citta, dan politisi Arief Poyuono.
Digelarnya Diskusi tersebut dalam rangka memfasilitasi keresahan kaum muda yang selama ini merasa hanya dijadikan vote getter oleh para politisi tua yang established.Menurut CEO Centenialz, Dinno Ardiansyah.
“Selama ini, kata muda dan milenial dijadikan jargon dan komoditas, tapi keberpihakan sejatinya, jauh panggang dari api. Katanya kita pro anak muda, tapi yang boleh jadi pemimpin, harus usia 40 dulu. Apakah ini bukan hipokrit?” tanya dia.
Mantan Presiden BEM Trisaksi tersebut juga menyampaikan bahwa ambang batas 20 persen dan batas minimal usia presiden itu anti progresifitas.
“Itu jelas nggak pro kaum muda, dan menutup ruang para putri bangsa muda yang potensial untuk manggung sebagai pemimpin negeri,” terangnya.