KAB.BANDUNG-Sinfonews.com
Pemerintahan Desa Cicalengka Kulon Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung tengah merenovasi Gedung Pertemuan Rakyat atau yang lebih dikenal sebagai Gedung Nasional (GDN).
Renovasi pembangunan gedung nasional ini merupakan salah satu program prioritas pemerintahan desa Cicalengka kulon tahun anggaran 2017, dengan sumber pendanaan dari Dana Desa.
“Desa cicalengka kulon rehab total gedung nasional, tanpa menghilangkan ikon aslinya,” kata Usep Ridwan kepala desa.
GDN berdiri pada tanah milik desa sesuai dengan sertifikat kepemilikan tahun 2015, yang menyatakan gedung dan bagunan milik pemerintah desa.
Gagasan untuk membangun, semua dengan keinginan warga melalui pemerintahan desa, lembaga dan masyarakat desa.
Direncanakan, anggaran untuk pembangunan GDN akan menghabiskan anggaran 1.8 milliar. Kalau menggunakan Dana Desa dibutuhkan tiga kali tahun anggaran.
“Tahun 2017 ini, baru menyerap sebesar Rp. 500 jutaan,” imbuh Usep.
Kades Cicalengka kulon menegaskan rencana pembangunan GDN sudah melibatkan masyarakat, ia menyanggah kalau ada tudingan masyarakat tidak dilibatkan.
“Kita mengajak musyawarah bukan saja berasal dari masyarakat dibdang olahraga akan tetapi sudah melibatkan bebagI komunitas yang sering memakai gedung ini,”ungkapnya.
Renovasi ini bukan tanpa tujuan, melainkan untuk menjaga asset desa tidak terbengkalai dan dapat lrbih bermanfaat. Kalaupun ada masyarakat yang kurang puas atau memiliki ide dan gagasan silahkan datang ke pemdes.
“Kita terbuka kalau ada aspirasi dan ide atau gagasan daru masyarakat cicalengka terhadap pembangunan gdn ini,” ungkapnya
Sementara itu, baik masyarakat maupun komunitas di Cicalengka yang merasa memiliki Gedung ini. Mereka berharap, gedung ini setelah di bangun tetapi tidak menghilangkan estetis nilai sejarahnya.
Nilai Sejarah Gedung Nasional
Menurut Saksi Samsi Holil (81) adalah seorang Purnawirawan TNI AD dengan pangkat terakhir Peltu NRP 165766 yang saat ini menjabat Ketua Primer Kopabri Kecamatan Cicalengka Kab. Bandung. beliau menjadi saksi sejarah GDN Mengutarakan pertemuan rakyat atau sering disebut gedung nasional (GDN), pada tahun 1947 dijadikan komando sebagai kota para pejuang saat akan perang GDN sebagai tempat untuk melepas lelah.
Tugu yang ada di depan gedung mempunyai nilai sejarah yang tinggi, menurut cerita saksi sejarah pada saat itu 9 bom yang dijatuhkan oleh tentara Belanda, akan tetapi anehnya, bom tersebut semuanya tidak meledak, dan salah satunya menancap di depan GDN,
“salah satu titik bom yang tidak meledak, saat itu dibangun tugu pertemuan rakyat, sebagai tanda seperistiwa padasaat itu, tentunya, seandainya meledak akan menghancurkan sebagian Kota Cicalengka,” ungkapnya.
Selain itu, Seratus mater didepan GDN berdiri bangunan yang kini digunakan SDN VII, tempat ini juga dijadikan tempat istirahat para tentara. (Red/Andi)