Scrool Untuk Membaca
banner 325x300
banner 970x250
Kesehatan

Gotong Royong Untuk Membantu Sesama

5
×

Gotong Royong Untuk Membantu Sesama

Sebarkan artikel ini
banner 300x250

KARAWANG, SINFONEWS.com

“Alhamdulillah semua pembiayaan pengobatan saya ditanggung penuh oleh BPJS kesehatan. Selain itu saya juga tidak pernah diminta biaya tambahan apapun setiap pengobatan yang saya lakukan,” tutur Iip

PENYAKIT Thalasemia mungkin tidak setenar penyakit kanker atau ginjal, namun Penyakit Thalasemia merupakan salah satu penyakit yang memiliki beban rawat inap tertinggi dalam Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Berdasarkan data dari Yayasan Thalasemia Indonesia, kasus Thalasemia terus mengalami peningkatan sejak lima tahun terakhir.

Iip Syaripah (25), seorang warga Desa Cicinde merupakan salah seorang pejuang Thalasemia. Wanita yang akrab disapa dengan Iip ini menuturkan bahwa dirinya telah menjalani perawatan untuk Thalasemia sejak ia masih berusia 5 tahun.

Thalasemia merupakan kelainan pada sel darah merah yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketidakseimbangan dalam produksi hemoglobin (Hb). Penderita penyakit Thalasemia tidak dapat memproduksi salah satu protein dalam hemoglobin sehingga sel darah merah tidak dapat terbentuk dengan sempurna. Ketika sel darah merah tidak terbentuk dengan sempurna, maka hal ini berujung dengan kekurangan darah atau anemia.

Berita Lainnya :  Andri : Sejak Awal Saya Tidak Yakin Ada Uang Koordinasi Untuk Muspida

“Saya sudah menjalani pengobatan Thalasemia selama Dua Puluh Tahun. Sejak saya masih berumur 5 tahun, saya melakukan transfusi darah 3-4 kali setiap bulannya. Selain transfusi darah, saya juga harus mengkonsumsi obat-obatan untuk Thalasemia,” ungkap Iip pada jumat (20/18).

Iip mengaku bahwa tidak mudah menjalani perawatan Thalasemia seperti yang dialaminya terutama dalam hal dana. Namun,  Iip telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) sejak awal BPJS Kesehatan diberi amanah oleh Pemerintah untuk mengelola Program JKN KIS. Iip mendaftar dari Sektor Pekerja Mandiri pada Kelas III bersama keluarganya.

“Saya sudah bergabung menjadi Peserta JKN KIS sejak tahun 2014. Saya membayar rutin iuran Rp. 25.500,- setiap bulannya. Alhamdulillah semua pembiayaan pengobatan saya ditanggung penuh oleh BPJS kesehatan. Selain itu saya juga tidak pernah diminta biaya tambahan apapun setiap pengobatan yang saya lakukan,” tutur Iip.

Berita Lainnya :  Strategi Dan Motivasi Solihin GP Untuk Dedi Mulyadi Agar Menangkan Jokowi Di Jawa Barat

Wanita yang aktif dalam kepengurusan Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) ini  juga sangat mengapresiasi prinsip gotong royong dalam Program JKN KIS.

“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada para Peserta JKN KIS yang sehat namun tetap rutin membayar iuran JKN KIS. Hal ini sangat berarti dan membantu bagi orang-orang yang sakit dan membutuhkan bantuan seperti saya,” aku Iip.

Besar harapan Iip seluruh Peserta JKN KIS dapat rutin membayar iuran JKN KIS. Karena dengan demikian tunggakan iuran akan semakin berkurang dan Program JKN KIS dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat

Laporan : RedSinfo

banner 1000x300
banner 1000x300