KARAWANG – SINFONEWS.com
“Tanggapan secara emosional dengan menggunakan kata-kata yang kasar seperti melaknat, mengatakan biadab dan menuduh seperti PKI dapat menimbulkan masalah baru,” ujar Kang Jimmy
Wakil Bupati Karawang, H. Ahmad Zamkhsyari, S. Ag yang merupakan mustasar PCNU Karawang, meminta masyarakat Karawang khusunya warga Nahdiyin agar tidak mudah untuk terprovokasi dan tidak emosional menanghapi viralnya video pembakaran bendara bertuliskan kalima tauhid di Garut. Menurut dia, polemik tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memicu gesekan antargolongan.
“Pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid yang mirip bendera ormas HTI oleh anggota Banser tidak perlu dibesar-besarkan dan dijadikan polemik. Ketua Umum GP Absor telah memberikan penjelasan alasan pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid oleh anggotanya, karena semata untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-injak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya,”
Menyikapi insiden ini, Kang Jimmy panggilan akrab Wakil Bupati Karawang juga memberikan otokritik kepada pemerintah pusat. Menurut Kang Jimmy, seharusnya sejak awal pemerintah melakukan sosialisasi yang masif sampai kepada pemerintahan tingkat RT, pasca dibubarkannya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Dari aspek dimensi pemerintahan, seharusnya pemerintah melakukan sosialisasi masif kepada masyarakat sampai tingkat RT mengenai apa itu HTI dan bagaimana dampaknya ketika ada HTI. Jangan hanya sekedar sosialisasi lewat media atau media sosial,” tutur Kang Jimmy, kepada awak media, Selasa (23/10)
Disamping itu ujar Kang Jimmy tanggapan secara emosional dengan menggunakan kata-kata yang kasar seperti melaknat, mengatakan biadab dan menuduh seperti PKI dapat menimbulkan masalah baru.
“Karena hal tersebut dapat menimbulkan ketersinggungan kelompok yang dapat memicu konflik internal umat beragama,” katanya.
Kemudian dari sisi internal NU, Kang Jimmy juga menghimbau agar seluruh warga NU khusus Banser, jika akan melakukan pembelaan terhasap merah putih, maka sebaiknya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan aparat terkait seperti pihak kepolisian.
“Kalau langkah itu dilakukan, maka otomatis ruang provokasi oleh oknum provokator yang selalu mengatasnamakan kepentingan negara atau agama akan tertutup ruang provokasinya. Biarkan nanti aparat yang akan mengambil bendera itu,” timpal Kang Jimmy.
Untuk warga NU, masih dikatakan Kang Jimmy, jika menemukan kalimah tauhid atau asmaul husana atau kalimat Al-qur’an lainnnya yang berserakan di lapangan, jika bisa mengambil serta merawatnya maka ambil dan simpan dengan baik.
“Kalaupun tidak bisa merawatnya, maka dipersilahkan untuk dibakar dengan tujuan untuk mensucikan kalimat tersebut,” pungkas Kang Jimmy.
Dirinya, meminta kepada semua pihak untuk dapat menahan diri, tidak terpancing, dan terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba dan memecah-belah bangsa Indonesia.
“Saya menduga ada kelompok tertentu yang ingin Indonesia pecah dan umat Islam tercerai berai. Untuk hal tersebut, saya mengimbau kepada semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga persaudaraan, agar terhindar dari finah dan perpecahan,” pungkasnya
Laporan : BangSinfo