PURWAKARTA-Sinfonews.com
Petani di Desa Wanawali, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, harus mengubah pola tanam dari padi ke komoditi sayuran, menyusul musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Perubahan pola tanam itu lantaran areal sawah yang ada dominan mengandalkan suplai air hujan (tadah hujan).
Berdasarkan data Pemerintahan Desa Wanawali, sawah tadah hujan yang ada di desa itu seluas kurang lebih 400 hektare. Ketika hujan turun secara normal, areal persawahan di desa itu bisa dua kali panen dalam setahun, dengan produksi antara 3,5 ton-4 ton/hektare.
Menurut Kepala Desa Wanawali, Edin, perubahan pola tanam sudah dilakukan petani setempat sejak beberapa waktu lalu. Tedapat dua lokasi yang menjadi sentral pertanian yang kini banyak ditanami sayuran, seperti cabai, kacang-kacangan, dan ketimun, yaknu di Kampung Pasir Oa dan Kampung Cikadu.
“Hanya untuk di Kampung Cikadu, pengairan masih terbantu oleh aliran Sungai Cilamaya. Sedangkan di Kampung Pasir Oa hanya mengandalkan pengairan yang terbatas dari sisa-sisa sumber air yang ada,”ungkap Edin.
Persoalan yang dialami desanya, yakni terbatasnya sumber air untuk areal persawahan sudah terjadi bertahun-tahun. Berbagai solusi pernah dilakukan seperti pembuatan sumur pantek, namun gagal menyedot air dari bawah tanah. Penyebabnya, kontur lapisan bawah tanah Desa Wanawali berjenis lempung. Artinya, jenis tanah itu tidak mengandung air sama sekali.
Untuk itu, Edin berharap, salah satu sasaran program TMMD ke 100 yang rencananya akan digelar tahun ini, salah satunya bisa menjadi solusi atas persoalan pengairan tersebut. Solusi yang dimaksudnya adalah TMMD tidak semuanya untuk pembangunan infrastruktur jalan, melainkan juga lebih kepada mencari cara agar areal sawah yang ada tidak hanya mengandalkan air hujan.
“Dengan solusi itu, maka secara langsung mendorong produktivitas pertanian Desa Wanawali. Lebih jauhnya lagi, kesejahteraan dan perekonomian warga akan meningkat secara riil. Karena hanya pertanian lah yang menjadi andalan kegiatan ekonomi warga kami,”pungkas dia ( RyaSKa )