Pewarta : REDAKSI | Editor : RYAN S KAHMAN
“Jadi sebaiknya diubah saja, dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) jadi Komite Pengurus Olahraga Nasional Indonesia,” timpalnya menyindir
KARAWANG | KETIDAK transfaranan anggran dan tidak ada prestasi yang membanggakan serta tidak adanya perhatian terhadap kesejahteraan para atlit adalah pemicu semerawutnya Koni Karawang, sehingga sesame pengurus saling sikut.
Menangagapi permasalahan itu salah seorang atlit balap mobil nasional Wahyu Anggara Putra, yang juga Ketua Markas Cabang LMP, turut angkat bicara mengenai karut-marut lembaga yang mengurus masalah olahraga tersebut.
Pria yang sehari-harinya sebagai legal dari Perusahaan ternama di Jakarta menegaskan tidak ada perhatian KONI Karawang terhadap pembinaan dan kesejahteraan bukanlah isapan jempol.Pasalnya sebagai atlet, ia sendiri langsung merasakan hal itu benar terjadi.
“KONI tidak ada perhatian dan berpihak dari sisi maintain hingga kesejahteraan atlet dalam mengikuti kejuaraan daerah dan atau nasional,” kata Wahyu kepada awak media, Rabu 18 Sepetember 2023.
Menurutnya, anggaran KONI justru lebih banyak diploting atau lebih banyak didominasi untuk belanja kepegawaian.
“Saya cukup heran kenapa KONI ini dalam belanja anggarannya lebih didominasi untuk belanja kepegawaian, sedangkan untuk kejuaraan atau stimulan pembinaan untuk para atlet cabor itu minim sekali, sehingga wajar Karawang dari prestasi olahraga sangat tertinggal dari daerah lain,” bebernya.
“Jadi sebaiknya diubah saja, dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) jadi Komite Pengurus Olahraga Nasional Indonesia,” timpalnya menyindir.
Apalagi, lanjut Wahyu, permasalahan KONI saat ini makin ruwet dengan adanya gerakan masif dari pengurus Forum Cabor dalam menyikapi karut marut KONI, maka dirinya selaku atlet balap mobil nasional asal Karawang sangat mendukung gerakan tersebut dalam rangka menyuarakan keresahan yang dialami para pelaku olahraga di Karawang.
“Terutama terkait pengunaan transparansi anggaran untuk diuji oleh pihak kepolisian agar permasalahan itu terbuka terang bendera supaya tidak ada saling curiga sesama pengurus dan pelaku olahraga di Karawang,” tutupnya. ***