BANDUNG-Sinfonews.com
Ketua DPC Projo (pro Jokowi) Kabupaten Bandung M. Luthfi Hafiyyan yang akrab dipanggil Kang Upi membagikan ratusan daging hewan kurban kepada ratusan Warga dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di pasar Siupi, Jalan Dipatiukur Cicalengka Kabupaten Bandung, Minggu (3/8/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Kang Upi bercerita tentang makna idul Qurban adalah untuk berbagi kebahagiaan bersama.
“Idul qurban adalah momentum berbagi kebahagiaan bersama-sama masyarakat,” ungkapnya disela-sela membagikan bungkusan daging qurban kepada PKL.
Menurut Kang Upi dipilihnya berbagi kebahagiaan dengan PKL, Pedagang Kaki Lima adalah pedagang yang sama halnya dengan pedagang lain. Bedanya hanyalah mereka berjualan di tempat yang mungkin kurang semestinya dipakai berdagang menurut aturan.
“Tapi intinya, mereka berjuang untuk dapat menghidupi kehidupannya dengan berdagang,”ungkapnya.
Pada momentum tersebut ia mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama memikirkan solusi yang baik untuk kebersamaan.
“Seperti berbagi daging bersama pada kurban, bagaimana maknanya adalah kesetaraan tidak ada bedanya antara kita semua,” imbuhnya.
Bu Euis (55) pedagang telur dan ikan asin yang berjualan di pasar Siupi mengutarakan, pada sebagai pedagang, ia rela berkorban waktu dan tempat berdagang. Dulu, ia berjualan di terminal cicalengka, walau ia kini menempati pasar Siupi dan belum se ramai di terminal akan tetapi dengan besabar lambat laun omzetnya akan sama ketika berjualan di tempat yang dulu.
Ia berharap, kepada para pedagang terminal pun bersabar dan bekerja sama agar jualan di tempat yang baru semakin membaik.
Senada dengan bu Euis, Ibu Iis (45) pedagang makanan ringan dan snack di pasar Siupi, omzetnya kini dari total pelanggan yang sering belanja kepada dirinya, hanya 1/4 nya saja yang kembali membeli.
“Dulu waktu di terminal sehari saya bisa mencapai 4 juta, namun di pasar yang baru saya tempati omzet turun drastis,” ungkapnya.
Iis memaknai idul qurban sebagai upaya meraih keikhlasan melalui kesabaran. Sebagai pedagang hanya bisa bersabar dan berusaha agar usaha ditempat yang baru meraih kesuksesan.
Ia mengatakan, dulu pun waktu pertama kali datang di terminal pendapatannya tak jauh beda, akan tetapi setelah 10 tahun berjualan baru omzetnya mulai kelihatan ada kemajuan.
“Dagang di terminal pun sama waktu awalnya sepi, ramai itu setelah kita jualan hampir 10 tahun,” pungkas Iis seraya berharap kepada para PKL Cicalengka untuk meramaikan kembali tempat berjualan yang baru baik di Pasar Sehat Sabilulungan maupun di pasar Siupi yang kini ia tempati. (Red/Andi)