Pewarta : RUDI ‘BOY’ RUSYANA | Editor : RYAN S KAHMAN
“Pendidikan Aswaja merupakan upaya sadar, terarah dan berkesinambungan untuk mengenalkan dan menanamkan paham Aswaja pada murid agar mengetahui, meyakini dan mengamalkannya. Maka dari itu sebelum muridnya memahami dan mengetahui, pentingnya peran guru yang juga paham akan ideologi Aswaja itu sendiri,” terangnya
PURWAKARTA | KETUA Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PWNU Jawa Barat, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd, menyampaikan Aqidah Ahlussunah wal Jamaah atau Aswaja merupakan idelogi penting yang wajib ditanamkan dalam setiap lembaga pendidikan.
Hal tersebut disampaikan Teh Ifa sapaan akrabnya dalam acara Penguatan Aswaja Anahdliyah untuk guru, staff dan karyawan Al-Muhajirin dalam Khidmat Pendidikan, yang dilaksanakan di Al-Muhajirin Kampus 2, Purwakarta.
Aswaja adalah salah satu aliran pemahaman teologis (Aqidah) Islam. Pemahaman teologi Aswaja ini diyakini sebagian besar umat Islam sebagai pemahaman yang benar yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Aqidah aswaja adalah paham agama yang tidak bersifat ekstrim, akan tetapi bersifat moderat (tengah-tengah) dengan nilai ajaran luhur yaitu sikap at-tawassuth, al-i’tidal, at-tawazun, at-tasamuh dan amar ma’ruf nahi mungkar.
Dalam hal ini, nahdliyin atau warga NU menganut ideologi tersebut sebagai manhaj yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim As’ari sebagai pendiri.
“Pembinaan tentang prinsip-prinsip aqidah Aswaja menjadi hal urgen yang perlu diterapkan atau di tanamkan dalam setiap lembaga pendidikan, di Al-Mhajirin misalnya. Ideologi ini harus senantiasa kita tanamkan baik itu dalam pergerakan fikrohnya, harakahnya, dan juga amaliyahnya,” terang Teh Ifa
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Yayasan Al-Muhajirin tersebut juga mendorong LP Ma’arif dan lembaga pendidikan islam terdepan dalam mengamalkan serta menerapkan sistem pendidikan dengan ideologi islam Aswaja
“LP Ma’arif NU yang diamanati pendidikan untuk NU merupakan embrio sekaligus juga laboratorium dalam proses pembentukan Ideologi bagi para generasi muda, maka dari itu harus terdepan dalam menanamkan prinsip-prinsip aqidah ahlussunah wal jamaah, atau nilai Aswaja ini jadi pembelajaran utama, seperti kajian-kajian kitab kuning, ke khasan pesantren, senantiasa di terapkan dalam kurikulum pesantren maupun pendidikan formal,” ujarnya.
Dalam penerapan ideologi Aswaja di lembaga pendidikan, menurut teh Ifa perlunya penguasaan guru terhadap ideologi tersebut, kompeten dalam kitab kuning, memahami dan bisa mengamalkan amaliyah NU.
BACA JUGA : BABAT Koramil 0412/Klari Bekuk Penjual Obat Tramadol dan Eksimer
“Pendidikan Aswaja merupakan upaya sadar, terarah dan berkesinambungan untuk mengenalkan dan menanamkan paham Aswaja pada murid agar mengetahui, meyakini dan mengamalkannya. Maka dari itu sebelum muridnya memahami dan mengetahui, pentingnya peran guru yang juga paham akan ideologi Aswaja itu sendiri,” terangnya.
Perlu diketahui acara Seminar Penguatan Aswaja Anahdliyah dalam Khidmat Pendidikan ini diselenggarakan oleh LP Ma’arif NU Jawa Barat dengan menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Katib Syuriyah PBNU, KH Aunullah A’la Al Habib, Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Dr H Heri Kuswara.
Selain itu acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, Rais Syuriyah secara virtual KH Abun Bunyamin, para guru, dan pesantren di Jawa Barata. ***