Scrool Untuk Membaca
banner 325x300
banner 970x250
Politik

Kisah Mang Arifin, Pemulung yang Terpaksa Berjalan dengan Cara Merangkak

3
×

Kisah Mang Arifin, Pemulung yang Terpaksa Berjalan dengan Cara Merangkak

Sebarkan artikel ini
banner 300x250

KUNINGAN – SinfoNews.Com

“Cukup tidak cukup yang penting bisa buat makan Pak. Alhamdulillah, meskipun tidak bisa membeli makanan mewah, tapi masih bisa kenyang,” kata Arifin

Mang Arifin (55), sehari-hari terpaksa harus berjalan dengan cara merangkak. Keterbatasan fisik yang dia alami sejak lahir menjadikan dirinya beraktivitas dengan cara tidak seperti orang kebanyakan.

Warga Kampung Cidoyong, Desa Subang, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan itu berprofesi sebagai pemulung. Dari hasil pekerjaannya itu, Arifin hanya mendapatkan uang sebesar Rp150 ribu per 3 minggu.

Dalam tiga minggu atau satu bulan, dia baru bisa menjual barang rongsokan hasil memulung.

“Cukup tidak cukup yang penting bisa buat makan Pak. Alhamdulillah, meskipun tidak bisa membeli makanan mewah, tapi masih bisa kenyang,” kata Arifin, Senin (23/4/2018).

Karakter Kuat

Berdasarkan penuturan warga sekitar, Arifin memang memiliki sikap mulia. Di tengah segala kekurangan dan kegetiran hidupnya, dia tidak pernah meminta-minta.

Bahkan, saat ada warga yang menawarkan bantuan atau memberikan uang, dia selalu menolak dengan halus.

Berita Lainnya :  ‘DEWA SENA’ Pasangan HASANAH Pigur Yang Cocok Pimpin Jawa Barat

“Warga di sini sering mau bantu, mungkin karena kasihan. Tapi, beliau selalu menolak dengan cara halus. Karakter Mang Arifin memang kuat, ingin terus mandiri,” kata Aceng (40), salah seorang warga.

Bertemu Dedi Mulyadi

Tanpa sengaja, Arifin yang tengah sibuk mengumpulkan barang rongsokan dari tempat sampah, bertemu dengan Dedi Mulyadi. Pria yang tengah memegang amanah sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut langsung turun dari mobilnya dan menyapa Arifin.

Sikap empati yang sering ditunjukan oleh Dedi Mulyadi kepada warga miskin, kini dia tunjukan pula kepada Arifin. Merasa ingin tahu keadaan Arifin lebih dalam, dia kemudian mengajak Arifin untuk pulang ke rumah.

“Kang hayu dimana bumi na?, abdi hoyong amengan. (Kang ayo dimana rumahnya, saya ingin main),” kata Dedi.

Dedi Mulyadi memberikan tumpangan kepada pria yang tinggal sebatangkara tersebut. Mobil jenis mini bus menjadi kendaraan mereka untuk sampai ke rumah Arifin.

Berita Lainnya :  Dispora Gelar Penyuluhan Dilokasi TMMD Ke 100 Kodim 0619/ Purwakarta Tentang Kepemudaan

Rumah Arifin memang tergolong layak huni. Akan tetapi, tidak ada perabot rumah tangga yang bisa ditemukan di dalam rumah tersebut. Kondisi rumah berukuran 8X10 meter itu pun terlihat kotor dan sumpek.

Dedi Mulyadi merasa kagum dengan keseharian Arifin. Dia mengatakan pribadi Arifin merupakan teladan bagi generasi masa kini. Pasalnya, hidup dalam keadaan serba kekurangan tidak menjadikan dia berpangku tangan kepada orang lain.

Sebagai calon pejabat publik, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Negara harus hadir memberikan perlindungan kepada sosok seperti Arifin. Kebutuhan pokok kehidupan mereka harus dipenuhi oleh Negara.

“Saya ini dibuat kagum. Tetapi bukan berarti Negara harus abai karena Mang Arifin tidak pernah minta-minta. Justru Negara harus memberikan perlindungan, listriknya harus gratis, berasnya harus gratis, untuk orang-orang seperti Mang Arifin,” katanya. #Nien

banner 1000x300
banner 1000x300