Pewarta : SAHRUDIN KAMBUNGU | Editor : RYAN S KAHMAN
“Mesti memenuhi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan keluarganya dengan membelinya dari penjual air di RT10. Setiap hari ia harus mendapatkan air setara 5 jerigen yang masing-masing berukuran 20 liter. Pagi hari setiap pukul 6.30 WIB, ia harus sudah berangkat ke tempat penjual air untuk membeli air”
GORONTALO | PERSOALAN yang muncul akibat minimnya pasokan air bersih yang dibutuhkan masyarakat menjadi keluhan berulang yang terus menerus diterima. Di antaranya keluhan mengenai layanan air PDAM mulai dari air yang berhenti mengalir, volumenya yang kecil, hingga hanya mengalir di waktu tertentu saja. Pengaduan masyarakat tersebut terus berulang.
Tak hanya itu, masalah pasokan air bersih menjadi rutinitas yang merepotkan bagi yang tidak bisa mengakses layanan air dari PDAM. Akhirnya mereka mesti membeli air secara mandiri ke tetangga, atau ke tempat penyedia air bersih untuk mencuci, memasak, mandi dan urusan-urusan lain yang berhubungan dengan air.
Layanan penyediaan air bersih menjadi persoalan yang terus menerus berulang di kecamatan Randangan. Masih berputar pada area cakupan layanan PDAM yang tidak merata
Suu Usman warga patuhu mengeluhkan air untuk mencuci pakaiannya dan keperluan hari hari ada di kawasan desa Patuhu. Namun Persoalan yang muncul akibat minimnya pasokan air bersih yang dibutuhkan masyarakat menjadi keluhan berulang yang terus menerus
Di antaranya keluhan mengenai layanan air PDAM mulai dari air yang berhenti mengalir, volumenya yang kecil, hingga hanya mengalir di waktu tertentu saja. Pengaduan masyarakat tersebut terus berulang.
BACA JUGA : Nanang Masduki : Ujaran Kebencian ke Jokowi Semakin Massif
Tak hanya itu, proyek yang di bandrol miliyar tersebut sudah tidak bisa digunakan, padahal proyek tersebut dikerjakan tahun 2020. masyarakat sangat membutuhkan air tersebut Akhirnya mereka mesti membeli air secara mandiri ke tetangga, atau ke tempat penyedia air bersih untuk mencuci, memasak, mandi dan urusan-urusan lain yang berhubungan dengan air.
Mesti memenuhi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan keluarganya dengan membelinya dari penjual air di RT10. Setiap hari ia harus mendapatkan air setara 5 jerigen yang masing-masing berukuran 20 liter. Pagi hari setiap pukul 6.30 WIB, ia harus sudah berangkat ke tempat penjual air untuk membeli air.
Ia harus merogoh kocek Rp 4 ribu untuk mendapatkan 5 jerigen air. Tak hanya itu, ia harus membawa sendiri 5 jerigen air tersebut dengan meminjam roda gerobak dorong milik penjual air, yang tentu saja harus dikembalikannya lagi secepatnya.
Berkenaan dengan keluhan mengenai air di Randangan beberapa kali awak media kesulitan menghubungi PDAM setempat mengenai keluhan warga terkait air PDAM Keluhannya air tak mengalir dengan lancar, dan persoalan krisis air lainnya. ***