Pewarta : REDAKSI I Editor : RYAN S KAHMAN
“Bung Karno gemar membaca buku, sehingga bentukan monumen memperlihatkan Bung Karno duduk memegang buku. Dibuatnya Monumen Bung Karno ini juga sebagai ikon Lemhanas yang merupakan lembaga pendidikan bagi para calon pemimpin bangsa,” ungkap Megawati
JAKARTA I PRESIDEN ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meresmikan Monumen Bung Karno di kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Peresmian bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Lemhanas.
Megawati didampingi Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto.
“Bagi saya, Lemhannas tidaklah asing. Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia berulang kali menyampaikan kepada saya, bagaimana mewujudkan Indonesia yang sepenuhnya berdaulat, dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur Indonesia,” kata Megawati di lokasi, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat
Ditambahkan Ketua Umum PDI Perjuangan, konsepsi Bung Karno terhadap Lemhannas ini menjadi fokus perhatian saya.
“Itulah mengapa saya meresmikan patung Bung Karno pada hari ini, bertepatan dengan peringatan 56 tahun Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas, sejak didirikan pada 20 Mei 1965,” tambahnya.
Megawati mewakili keluarga besarnya menyampaikan terima kasih atas dibuatnya Monumen Bung Karno. Dia berharap Monumen Bung Karno dapat menjadi pengingat pengabdian Bung Karno sebagai Presiden RI pertama serta pengabdiannya untuk diteruskan.
“Saudara-saudara sekalian, kami Keluarga Besar Bung Karno mengucapkan beribu terima kasih atas dibuatnya patung Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, proklamator, pahlawan nasional. Saya sangat berharap, ketika kita melihat patung Bung Karno, maka mengingatkan kita akan ajaran dan pengabdian beliau kepada bangsa Indonesia, serta menginspirasi kita sebagai generasi penerus, untuk meneruskan usaha memajukan Indonesia,” ujarnya
Mega menyampaikan monumen Bung Karno di Lemhanas ini dibuat lebih besar dari yang ada di Blitar. Patung itu berbahan logam campuran.
“Patung Bung Karno yang saya resmikan di Lemhannas hari ini, mengacu pada patung Bung Karno di Museum Blitar. Patung Bung Karno di Lemhannas ini dibuat lebih besar dengan teknik karakter monumental oleh seniman dari Yogyakarta, bernama Bapak Dunadi. Ukuran patungnya mencapai 4 meter, berbahan logam campuran terdiri dari tembaga, kuningan, timah, dan seng sari, warna patung perunggu kimia bakar, dan memiliki berat kurang lebih dua ton,” ujarnya.
Dia mengungkap Bung Karno gemar membaca buku, sehingga bentukan monumen memperlihatkan Bung Karno duduk memegang buku. Dibuatnya Monumen Bung Karno ini juga sebagai ikon Lemhanas yang merupakan lembaga pendidikan bagi para calon pemimpin bangsa.
“Patung Bung Karno ini menunjukkan ikon, bahwa Lemhanas merupakan lembaga pendidikan bagi para calon pemimpin bangsa sehingga diwujudkan dalam bentuk Presiden Sukarno sedang duduk membaca buku. Bung Karno seorang yang senang membaca buku, oleh sebab itu, terinspirasi dan tergerak melahirkan gagasan dan kebijakan revolusioner, bukan hanya bagi kemajuan bangsa Indonesia, tapi bagi terwujudnya gerak kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, hingga perdamaian dunia,” ucapnya.
Lebih lanjut Mega menjelaskan monumen tersebut memiliki beberapa makna yang mendalam. Salah satunya segi empat dari segi lima dalam monumen itu bermakna tahun kemerdekaan.
“Dudukan patung Bung Karno yang baru saja saya resmikan juga memiliki makna mendalam. Pertama, segi empat dan segi lima bermakna tahun kemerdekaan. Kedua, segi delapan bermakna bulan kemerdekaan. Ketiga, segi dudukan patung berjumlah tujuh belas yang bermakna tanggal kemerdekaan,” imbuhnya. (***)