Laporan : REDAKSI I Editor : RYAN S KAHMAN
“Jadi munculnya sosok bu Reni Marlinawati dalam perhelatan pilbup Sukabumi merupakan terobosan yang elegan. Setidaknya dapat menyuguhkan nuansa dan aroma exotice di tengah iklim bangsa kita yang sedang belajar berdemokrasi ini,” katanya.
SINFONEWS I JAKARTA – KABAR duka menyelimuti warga, pengamat dan politisi di Kabupaten Sukabumi, Jumat 7 Agustus 2020. Wafatnya, bakal calon Bupati Sukabumi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Reni Marlinawati cukup mengejutkan.
Reni Marlinawati meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta pada pukul 14.15 WIB, memupus harapan warga yang mendambakan Reni Marlinawati perempuan pertama menjadi Bupati Sukabumi.
Dia meninggal dunia karena serangan jantung dan akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum di Gang H. Ajid Kp. Cimaja Girang (Masjid Al Ikhlas) RT.02/03, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.
Almarhumah kini masih disemayamkan di rumah duka di Duren Sawit, Perumahan Kavling DKI.Jl. Swadaya Blok F.No.13 Duren Sawit Jakarta Timur
Almarhumah hampir dipastikan menjadi calon Bupati Sukabumi pada Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020 berpasangan dengan Sirodjudin dari PDI Perjuangan.
“Dia satu-satunya bakal calon dari kalangan perempuan,” kata pengamat Politik Sukabumi, Andi Supriyadi
Andi Supriyadi mengatakan kendati masih belum bisa memastikan arah politik PDIP dan PPP pada Pilkada di Kabupaten Sukabumi mendatang. Tapi kemungkinan bakal ada kompromi lagi antara PDIP dengan PPP.
“Jadi munculnya sosok bu Reni Marlinawati dalam perhelatan pilbup Sukabumi merupakan terobosan yang elegan. Setidaknya dapat menyuguhkan nuansa dan aroma exotice di tengah iklim bangsa kita yang sedang belajar berdemokrasi ini,” katanya.
Awalnya, kata Andi Supriyadi, pencalonan sosok wanita dalam Pilkada ini. Disatu sisi dapat dilihat sebagai bentuk kemajuan berfikir dari masyarakat Sukabumi.
Ada indikasi keseriusan masyarakat untuk membenahi tata kelola pemerintahan dan hasrat untuk memajukan peradaban yang dimulai dari penguatan pondasi bermasyarakat dan bernegara, yaitu keluarga.
“Untuk menguatkan peran keluarga sebagai lingkungan terkecil masyarakat diperlukan sentuhan kaum ibu. Karena tidak semua permasalahan yan timbul di tengah masyarakat dan warga, seluruhnya dapat diselesaikan dengan logika, tapi juga harus dengan perasaan,” katanya.(***)