Scrool Untuk Membaca
banner 325x300
banner 970x250
Sosial & Budaya

“Ngaruat Getih Karawang”, Tradisi Yang Tetap Lestari di Gelar LSM Lodaya Karawang

24
×

“Ngaruat Getih Karawang”, Tradisi Yang Tetap Lestari di Gelar LSM Lodaya Karawang

Sebarkan artikel ini
Gelaran Ngrauta Getih Karawang @2020SINFONEWS.com
banner 300x250

Laporan : JUSTICA  I  Editor : RYAN S KAHMAN

“Pesta budaya yang melibatkan ratusan seniman Karawang dan masyarakat setempat ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sekaligus memperingati hari ulang tahun Karawang ke-387”

SINFONEWS  I  KARAWANG – SUDAH menjadi kegiatan tiap tahunan LSM Lodaya adakan Ngaruwat, dengan harapan Seni Budaya Karuhun khususnya Jawa barat tetap lestari, Budaya Sunda harus terus dikenalkan agar masyarakat Sunda tidak hilang identitasnya. Seperti yang gelaran budaya bertajuk “Ngaruat Getih Karawang” di kawasan wisata alam Goha Dayeuh, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan,

Dengan rangkaian acara dimulai pada pukul 09:00 WIB pagi dengan hiburan yang disuguhkan untuk para pengunjung atau tamu undangan dari berbagai komunitas kasundaan yang hadir dalam acara tersebut.

Diantaranya adalah Ngarak Dongdang, Sedekah Bumi, Ngaliwet, Bajidoran, serta seni tari jaipongan dari Lanay Group, dilanjutkan dengan acara penutupan dengan pagelaran Wayang Golek Ki Apep AS Hudaya “Giri Komara”, yang akan berkolaborasi dengan bintang tamu Ade Jigo, artis komedian group  “TEAMLO” dari Jakarta,

Menurut Yusuf Nurwenda atau akrab dengan panggilan “Lurah Uus” sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan “Ngaruat Getih Karawang” mengatakan bahwa “Ngaruat Getih Karawang” merupakan acara pesta rakyat atau syukuran hari jadi LSM Lodaya yang rutin setiap tahun diadakan oleh LSM Lodaya, yang kebetulan acara tersebut juga masuk dalam rangka milangkala Kabupaten Karawang ke-387.

Berita Lainnya :  Pangandaran Dijaga Ketat, Pemprov Jawa Barat Tutup Wisata Batu Karas hingga Waktu yang Tak Ditentukan

“Sudah menjadi kegiatan tiap tahunan LSM Lodaya adakan Ngaruwat, dengan harapan Seni Budaya Karuhun khususnya Jawa barat tetap lestari, dengan tujuannya adalah selain untuk melestarikan budaya juga ingin, memperkenalkan mengangkat nama destinasi wisata “Gua Dayeuh” kepada para tamu undangan yang hadir dari luar Karawang,” ujar Yusup Nurwenda

Pesta budaya yang melibatkan ratusan seniman Karawang dan masyarakat setempat ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sekaligus memperingati hari ulang tahun Karawang ke-387. Tampak hadir dalam acara Abah H. Anton charliyan Budayawan Jawa Barat,  H. Acep Jamhuri sekertaris daerah (SEKDA) Kabupaten Karawang, Waya Albana perwakilan dari dinas pariwisata dan kebudayaan, Bapak Kepala Desa Tamansari, Tamu undangan dari Bandung, Waya Albana perwakilan dari dinas pariwisata dan H. Endang Sodikin dari komisi lll fraksi partai Gerindra.

Ketua LSM Lodaya Nace Permana mengatakan, ngaruat getih Karawang merupakan simbol rasa syukur yang rutin digelar setiap tahun di bulan September. Pesta budaya ini juga sebagai upaya menjaga dan melestarikan budaya Sunda. Diharapkan masyarakat khususnya generasi muda lebih mengenal dan lebih mencintai budaya Sunda.

Berita Lainnya :  Polri Imbau Masyarakat Tetap Jaga Persatuan dan Kesatuan Jelang Pencoblosan Pemilu 2024

“Kita tidak berharap suatu hari nanti budaya Sunda ini hanya sekadar dongeng, hanya jadi cerita,” ucapnya.

Adapun pemilihan Goha Dayeuh sebagai lokasi pesta budaya, ini dikatakan Nace berdasarkan permintaan masyarakat sekitar. Hal ini juga menjadi salah satu upaya lebih memperkenalkan Goha Dayeuh khususnya kepada masyarakat Karawang. Sebab menurutnya Goha Dayeuh sarat akan nilai filosofi dan nilai sejarah Karawang.

“Harapan saya kegiatan budaya seperti ini bisa lestari, kita berharap juga kelompok masyarakat lain bisa melakukan hal yang sama sehingga mereka tergugah Karawang ini punya warisan budaya yang luhur,” tuturnya.

Dikatakan Nace, helatan budaya ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Meski demikian ia mendorong pemerintah daerah untuk memasukan muatan lokal mengenai budaya dalam pendidikan dari jenjang SD hingga SMA.

“Jadi mereka tidak hilang citra dirinya sebagai orang Sunda,” pungkasnya (***)

Print Friendly, PDF & Email
banner 1000x300
banner 325x300