“Semoga kerja sama ini menjadi kekuatan dan semangat baru dalam mewujudkan visi ITM: menjadi perguruan tinggi unggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis technopreneurship dan nilai-nilai Islam di Jawa Barat pada tahun 2031,” ujarnya.
PURWAKARTA | INSTITUT Teknologi Al-Muhajirin (ITM) terus memperluas jejaring akademiknya di tingkat global. Kali ini, ITM menjalin kerja sama strategis dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Amerika Serikat-Kanada (PCINU US-K) dalam menghadirkan program dosen tamu dari kalangan akademisi internasional, utamanya dari Negeri Paman Sam Amerika Serikat.
Kamis, 15 Mei 2025 menjadi momen yang sarat makna di Guest House Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampus Pusat Purwakarta.
Dalam suasana hangat penuh takzim, Rais Syuriah PCINU Amerika Serikat-Kanada, Adjunct Professor Dr. Zainal Abidin, bersilaturahmi dengan Rais Syuriah PWNU Jawa Barat sekaligus pimpinan Ponpes Al-Muhajirin, Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas penguatan kerja sama antara Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat-Kanada dan Institut Teknologi Al-Muhajirin (ITM) melalui program tutor dosen tamu internasional.
Adjunct Professor Dr. Zainal Abidin, yang juga merupakan pengajar di University of Texas at San Antonio, Amerika Serikat, tengah pulang ke Indonesia dan memanfaatkan momen ini untuk memperkuat jalinan kolaborasi keilmuan antara institusi pendidikan di Indonesia dan Amerika.
Dalam dialog yang berlangsung akrab di Al-Muhajirin, dibahas berbagai bentuk kerja sama strategis, termasuk pengiriman dosen tamu dari kalangan akademisi Amerika Serikat ke ITM. Dr. Zainal Abidin, menyampaikan harapannya agar silaturahmi ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas antara pesantren, perguruan tinggi, dan komunitas akademik NU di kancah internasional.
Syaikhuna KH Abun Bunyamin menyambut baik kerja sama tersebut. Menurutnya, hal ini sejalan dengan nilai-nilai Al-Muhajirin yang berpijak pada motto: “Berpikir Dinamis, Berakhlak Salaf, dan Beraqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah.”
“Berpikir dinamis artinya terus maju mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar tradisi, sebagaimana makna dari al-muhafadhotu ‘ala qodīmis ṣāliḥ wal akhdzu bil jadīdil aṣlaḥ — menjaga yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik,” jelas Syaikhuna.
Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., menyampaikan bahwa Al-Muhajirin senantiasa terbuka untuk kolaborasi dalam pendidikan, keislaman, dan keumatan.
“Kami berharap ITM menjadi ruang tumbuhnya ilmu yang membumi sekaligus berkelas dunia. Kehadiran dosen tamu internasional akan memperluas wawasan dan menumbuhkan daya saing global,” ujarnya.
Rektor ITM, Dr. Eti Jumiati, menyatakan kesiapan ITM untuk membuka ruang akademik, baik secara daring maupun luring, bagi dosen tamu dari luar negeri. Ke depan, ITM juga menjajaki peluang pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, hingga proyek inovasi bersama para akademisi dari Amerika.
“Semoga kerja sama ini menjadi kekuatan dan semangat baru dalam mewujudkan visi ITM: menjadi perguruan tinggi unggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis technopreneurship dan nilai-nilai Islam di Jawa Barat pada tahun 2031,” ujarnya.
Sebagaimana amanah Syaikhuna, ITM terus berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga berakhlak mulia serta berjiwa wirausaha.
“Santri yang teknokrat dan teknokrat yang nyantri” menjadi semangat utama dalam menyinergikan nilai-nilai kepesantrenan dengan kecanggihan teknologi masa kini,” pungkasnya.***