Scrool Untuk Membaca
banner 325x300
banner 970x250
Purwasuka-Bekasi

Petani Karawang Geram, Bulog Dinilai Abaikan Nasib Petani ditengah Anjloknya Harga Gabah

43
×

Petani Karawang Geram, Bulog Dinilai Abaikan Nasib Petani ditengah Anjloknya Harga Gabah

Sebarkan artikel ini
Petani Kabupaten Karawang@2025SINFONEWS.com
Petani Kabupaten Karawang@2025SINFONEWS.com
banner 300x250

“Harga Rp 6.500 itu untuk gabah di sawah atau setelah dikarungi dan diangkut petani? Ini tidak jelas, dan petani dibiarkan menunggu tanpa kepastian,” tegasnya.

KARAWANG | PETANI di Kabupaten Karawang mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap kinerja Perum Bulog Cabang Karawang.

Mereka menilai Bulog tidak hadir di saat petani sangat membutuhkan, terutama ketika harga gabah anjlok drastis.

Di sisi lain, Bulog Karawang mengklaim telah melampaui target penyerapan gabah petani dan terus menggenjot penyerapan hingga April 2025.

H. Karsim, Ketua Kelompok Tani Karawang, mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakjelasan kemitraan dan harga pembelian gabah oleh Bulog.

“Kami merasa kecewa sebagai kelompok tani. Bulog bermitra dengan pihak lain, tapi tidak konsekuen membeli gabah dari petani,” ujarnya, Jumat 21 Maret 2025.

Karsim menyoroti ketidakjelasan informasi mengenai harga pembelian gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Berita Lainnya :  Pelatihan Non Klasikal dan Pembentukan Karakter Pegawai Negeri Sipil

“Harga Rp 6.500 itu untuk gabah di sawah atau setelah dikarungi dan diangkut petani? Ini tidak jelas, dan petani dibiarkan menunggu tanpa kepastian,” tegasnya.

Lebih lanjut, Karsim mengungkapkan bahwa Bulog terkesan mempersulit proses kemitraan.

“Pernah ada pembatalan kerja sama karena dianggap terlalu ribet. Petani tidak mau dipersulit,” ungkapnya.

Di tengah ketidakpastian ini, harga gabah di tingkat petani anjlok hingga Rp 5.500 – Rp 5.600 per kilogram.

“Keberadaan Bulog patut dipertanyakan. Apakah ini hanya janji kosong?” tanya Karsim dengan nada geram.

Ia mendesak Bulog untuk segera memberikan kejelasan terkait kemitraan dan harga pembelian gabah, serta mengajak pihak terkait, seperti UPTD dan Koramil, untuk bermusyawarah mencari solusi.

“Presiden sudah menginstruksikan Bulog untuk menyerap gabah petani. Jika Bulog tidak mampu, lebih baik mundur. Jangan menambah masalah bagi petani,” tegas Karsim.

Berita Lainnya :  Satgas Pangan Polri Cek Stabilitas Harga di Pasar Yogyakarta

“Jika tidak sanggup menjadi Kepala Bulog, lebih baik mundur. Masih banyak yang mampu dan mau berjuang untuk petani,“pungkasnya.***

banner 1000x300
banner 1000x300