Pewarta : BANG SINFO I Editor : RYAN SKAHMAN
“Tema tahun ini lebih memberikan pesan kepada umat Buddha, bahwa kita harus tetap menyebarkan cinta kasih, dalam perbedaan kebudayaan, dan multi etnis di Indonesia ini, terkhusus di Karawang,” terangnya
KARAWANG I PERAYAAN Hari Raya Tri Suci Waisak 2565 Tahun Buddhis di Vihara Budhha Dhamma, diikuti puluhan umat Buddha, Rabu (26/05). Namun, jumlah jemaat yang hadir dibatasi hanya 30 persen dari kapasitas.
Perayaan Waisak pada masa pandemi ini hanya diikuti pengurus vihara dan beberapa jemaat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pantauan SINFONEWS.com sebelum proses ibadah Puja Bakti dilakukan, jemaat yang datang ke vihara harus menjalani serangkaian proses protokol kesehatan. Mulai dari pengecekan suhu tubuh, menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, dan wajib memakai masker.
“Waisak tahun ini, tidak dirayakan ibadahnya di Candi Batujaya, karena tentunya harus sesuai arahan dari Satgas COVID-19, yakni pembatasan kapasitas wihara, hanya 30 persen,” kata Natala yang juga anggota DPRD Komisi 2, saat ditemui di Wihara Buddha Dhamma.Untuk itu, lanjutnya, pihak wihara membagi peribadatan menjadi 3 gelombang.”Jadi kita siasati agar tidak ada kerumunan dengan dibagi 2 gelombang, gelombang pertama itu hari ini pagi 60 orang, dan sore 100 orang, dari kapasitas normalnya 300 orang, terus Minggu depan juga sama,” ungkapnya.
Hari Raya Waisak kata Natala merupakan hari raya paling bermakna bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting. Yaitu hari kelahiran, hari pencapaian pencerahan sempurna dan hari parinibbana atau mangkatnya Guru Agung Umat Buddha, Buddha Shakyamuni.
Sedangkan tema yang dibawa dalam perayaan umat Buddha ini, yakni cinta kasih pembangun keluhuran bangsa, sesuai dengan pesan Waisak 2565 TB 2021
“Tema tahun ini lebih memberikan pesan kepada umat Buddha, bahwa kita harus tetap menyebarkan cinta kasih, dalam perbedaan kebudayaan, dan multi etnis di Indonesia ini, terkhusus di Karawang,” terangnya.
Lebih jauh dikatakan Natala, dengan Eling dan Waspada, sudah selayaknya umat Buddha di Indonesia menyadari dengan perhatian dan pemahaman sejati bahwa umat Buddha di Indonesia adalah bagian dari makhluk sosial yang tidak hidup sendiri.
“Umat Buddha di Indonesia hidup dalam keberagaman, hidup berdampingan dengan beragam suku, agama, bahasa, adat, budaya, ras, dan antar golongan lainnya, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan keragaman dengan bersemboyankan Bhinneka Tunggal Ika,” kata dia.
BACA JUGA :
Antisipasi Bencana Alam, Tim SAR Sat Brimob Polda Jabar Cek Tebing Rawan Longsor Di Cipendawa
Kapolres Karawang, AKBP Rama Samtama Putra, mengungkapkan ada 9 wihara yang berada di Karawang, tengah melaksanakan perayaan Waisak, dan sesuai aturan dibatasi 30 persen kapasitasnya.
“Jadi ada 9 wihara di Karawang yang menyelenggarakan perayaan Waisak, dan sesuai aturan dari Satgas COVID-19 dibatasi kapasitasnya 30 persen, dan harus menerapkan prokes ketat,” tuturnya.
Sementara itu, personel yang bertugas dalam pengamanan perayaan Waisak di Karawang, ada 7 sampai dengan 10 personel.
“Jadi per wihara kita ploting 7 hingga 10 personel,” tandasnya.
Dalam pantauan detikcom, pada masa pandemi, peribadatan perayaan Waisak tidak dilakukan di Candi Batujaya, melainkan diadakan di setiap wihara secara sederhana, dengan dijaga ketat oleh TNI-Polri. (***)
