PURWAKARTA-Sinfonews.com
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memiliki tradisi menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tradisi ini sudah ia lakukan sejak menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta pada Tahun 2003 lalu, diluar kegiatan protokoler berupa Renungan Suci yang biasa digelar bersama Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang lain.
Seperti yang terlihat pagi ini, Rabu (16/8) di Taman Makam Pahlawan Sirnaraga Purwakarta, di Jalan Taman Pahlawan. Berdasarkan pantauan, Dedi hadir dengan mengenakan kemeja putih, dasi merah lengkap dengan peci hitam dan membawa keranjang berisi bunga.
Namun, bukan makam pahlawan terkenal di Purwakarta yang dia taburi bunga, melainkan makam para pahlawan tanpa nama atau biasa disebut dengan Pahlawan Tidak Dikenal.
“Ini mah kan kebiasaan saya sebelum tanggal 17 Agustus, biasanya saya datang kesini lebih dulu, ingin merefleksi keikhlasan mereka yang tidak dikenal dalam perjuangan, maka saya ziarahi,” ujar Dedi di makam salah satu pahlawan tak dikenal.
Selain merefleksi nilai ikhlas dalam berbangsa, cara ini ia nilai juga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan tak dikenal karena boleh jadi, tidak ada keluarga pahlawan tersebut yang datang untuk menziarahi.
“Mereka kan tidak ada yang menziarahi, jadi tadi sempat baca al fatihah dan surat yasin di makam mereka,” katanya menambahkan.
Sebagai bentuk penghormatan nyata, Dedi yang hadir ditemani oleh petugas dari Dinas Tata Ruang dan Pemukiman tersebut tampak membersihkan makam yang tidak terawat dan bentuk nisan yang terlihat sudah usang. Atas kondisi yang ia lihat, Dedi segera memerintahkan agar makam tersebut diperbaiki.
“Ini perbaiki, malu atuh, pejuang saja membela bangsa, masa nisannya kurang terawat,” tegurnya kepada petugas Dinas terkait sambil memperlihatkan nisan salah satu pahlawan tidak dikenal.
Penjaga Taman Makam Pahlawan, Dede Sukmana (41) menuturkan bahwa luas taman makam Sirnaraga ini sebesar 2 hektar. Didalamnya terdapat 79 makam pejuang yang tidak dikenal asal usulnya. Karenanya, tidak pernah ada pihak keluarga yang menziarahi baik setiap Idul Fitri maupun perayaan HUT RI.
“Kalau makam yang ada namanya di nisan, biasanya suka ada yang ziarah. Kalau yang tidak ada namanya, tidak ada sih setahu saya,” ungkap penjaga makam generasi keempat ini. ( RyaSKa )