Laporan : NINA SUSANTI I Editor : RYAN S KAHMAN
“Warga hanya meminta untuk di lakukan normalisasi serta penurapan tanggul saja belum di akomodir. Mereka tidak meminta apa – apa kok, hanya meminta agar haknya tidak terganggu dan tidak kebagian dampaknya”
SINFONEWS I KARAWANG – POLEMIK berkepanjangan soal perumahan Rolling Hills yang berada di Kawasan Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE) terus berlanjut. Karena seperti yang sudah terungkap, perusahaan property tersebut belum memiliki izin lingkungan. Sebab di dalam Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) Kawasan KJIE tidak tercantum ploting untuk perumahan sebagai sarana dan prasaran penunjang.
Sementara di lain sisi, ada pihak tertentu yang mengatakan, bahwasanya proyek perumahan Rolling Hills tidak menabrak aturan, karena masuk kedalam program Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK). Sesuai dengan kebijakan Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang sudah meluncurkan program KLIK.
Namun itu semua di bantah oleh pemerhati politik dan pemerintahan, H. Asep Agustian, SH. MH, aktivis kawakan Karawang selaku individu yang pertama kali melemparkan informasi soal adanya kejanggalan dalam pembangunan Rolling Hills melalui media.
“Tidak semua kawasan industri sudah mengikuti program KLIK, dan tidak serta merta semua kawasan industri secara otomatis masuk kategori KLIK,” tandas Asep Agustian, Minggu (09/08)
Asep Kuncir (Askun) panggilan akrab pria yang juga berprofesi sebagai advokat ini juga menandaskan, Lagi pula jika di lihat dari fokus sektor investasi Tahun 2015 – 2019, saya tidak menemukan kategori property dalam beberapa poin yang tertuang dalam fokus sektor investasi. Lebih jelasnya lagi, tim saya sudah mengkonfirmasi ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang, baik Kawasan KJIE mau pun Rolling Hills sendiri tidak mendaftar program KLIK.
“Terlepas dari itu semua, masalah KLIK ini tidak penting. Karena sudah dapat di pastikan semuanya. Apa bila Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melakukan upaya penindakan, itu tidak salah,” tambahnya.
Masih kata Askun, yang perlu saya persoalkan, soal dugaan adaanya beberapa petingi Karawang yang berebut untuk mendapat perhatian dari Rolling Hills. Kasak kusuk mereka sudah tercium oleh saya.
“Jadi, jangan menganggap masyarakat Karawang ini bodoh, kalau menganggap masyarakat bodoh, berarti saya yang bodoh. Di Karawang ini, jangankan gelas yang jatuh, jarum jatuh saja terdengar,” tutur Askun
Dikatakannya, kalau mau on the track, silahkan proses Addendum Amdalnya dengan benar. Arahkan Rolling Hills segera menunjuk konsultan Amdal untuk membuat dokumen kajian Addendum Amdalnya, jangan malah kasak kusuk di belakang.
“Yang membuat saya tidak habis pikir? Pengusaha yang butuh, tapi kok malah di duga ada oknum dari pejabat yang kasak kusuk? Logikanya, atas persoalan ini yang butuh kan pengusaha. Ada apa di balik itu semua? Seolah membawa misi pribadi, bukan membawa misi kemaslahatan masyarakat,” ucapnya.
Sementara beberapa waktu lalu jelasnya, baru terungkap ketika ada perwakilan warga Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur yang mendatangi Plaza Pemkab Karawang, yang membawa bukti – bukti atas dampak sungai Cikalapa.
“Ironisnya lagi, lahan warga banyak tergerus oleh debit air sungai Cikalapa, malah sampai ada rumah warga yang longsor,” kata Askun
Menurut Askun, warga hanya meminta untuk di lakukan normalisasi serta penurapan tanggul saja belum di akomodir. Mereka tidak meminta apa – apa kok, hanya meminta agar haknya tidak terganggu dan tidak kebagian dampaknya.
“Masyarakat Karawang jangan di samakan dengan masyarakat daerah lainnya. Masyarakat Karawang merupakan masyarakat yang cerdas dan kritis dalam menyikapi berbagai macam persoalan, apa lagi persoalan – persoalan yang menyebabkan dampak langsung terhadap mereka,”pungkas Askun (***)