Pewarta : REDAKSI | Editor : RYAN S KAHMAN
“Belum bisa dipastikan penyebabnya. Apakah ada atau tidaknya hubungan meninggalnya almarhum dengan vaksinasi, ini harus melalui kajian mendalam. Hasil asesmen yang kami lakukan, dibawa ke Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat,” kata dia
CIAMIS | CAHYONO, siswa SMK swasta di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meninggal dunia sehari setelah divaksin Covid-19. Siswa kelas XI tersebut, sebelumnya sempat mengeluh sakit lambung.
Informasi dari pihak keluarga, pada hari Rabu, 1 September 2021 pagi Cahyono ikut vaksinasi yang digelar di SMAN 1 Sindangkasih. Pada sore harinya, mengeluh badannya lelah. Bahkan sempat minta makan daging ayam.
Hanya saja, menjelang subuh, Kamis 2 Agustus 2021, Nono, ayah Cahyono melihat putranya mengalami kejang.
Melihat keadaan yang mengkhawatirkan, pihak keluarga kemudian menghubungi dokter. Ketika dokter sampai di rumah untuk memeriksa, ternyata sudah meninggal.
Nono mengungkapkan, sebelum mengikuti vaksinasi, anaknya sempat mengeluh karena sakit lambung.
Setelah menjalani vaksinasi, selain mengalami keluhan pada lambung, disertai kepalanya pusing.
“Sebelum divaksinasi memang ada keluhan di lambung. Anak saya keukeuh ikut vaksinasi, karena ingin mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Takut tidak bisa sekolah karena belum divaksin,” tutur Nono.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, Harun Al Rasyid, membenarkan ada siswa SMK meninggal usai divaksinasi. Begitu mendapat laporan, pihaknya langsung mendatangi rumah duka untuk melakukan asesmen.
“Belum bisa dipastikan penyebabnya. Apakah ada atau tidaknya hubungan meninggalnya almarhum dengan vaksinasi, ini harus melalui kajian mendalam. Hasil asesmen yang kami lakukan, dibawa ke Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat,” kata dia.
Kepala SMK Gauh Rahayu Sindangkasih Rizal Abdilah menegaskan, tidak ada paksaan kepada siswanya untuk vaksinasi. Bahkan muridnya yang memiliki penyakit bawaan, dilarang mengikuti divaksin. Misalnya asma, keluhan penciuman dan lainnya.
“Tidak ada paksaan sedikit pun. Kami juga tidak mengizinkan siswa yang memiliki penyakit bawaan untuk divaksin. Hal itu juga sudah disampaikan kepada siswa,” tuturnya.
BACA JUGA :
Tolak Pembangunan TPST di Jayakerta, Anggota DPRD Komisi II : Berpotensi Timbulkan Rusaknya Lingkungan
Dia menambahkan, siswa antusias mengikuti vaksinasi, karena ingin kembali ke sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka. Dari 364 siswa, yang ikut vaksinasi sebanyak 306 orang.
“Anak-anak semangat ikut vaksinasi. Mereka antusias karena ingin PTM,” katanya.
Pelaksanaan vaksinasi, lanjutnya dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), Mulai dari pendaftaran, skrining hingga vaksinasi, serta istirahat setelah divaksin.
Kabar siswa meninggal setelah vaksinasi sampai ke Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Bahkan pada hari Jumat, 3 September 2021 mendatangi rumah duka di Desa Sukamanah, Kecamatan Sindangkasih, Ciamis , untuk menyampaikan bela sungkawa.
“Saya datang ke sini murni mengucapkan bela sungkawa, bukan investigasi atau apa. Saya mewakili Pak Gubernur atas nama Provinsi Jawa Barat. Mudah-mudahan almarhum husnul khotimah,” tuturnya.***