“Rekayasa lalu lintas ini dilakukan untuk mengurangi konflik (kemacetan) lalu lintas. Padat mungkin tetap, tapi yang penting arusnya bergerak, mereka masih tetap bisa jalan,” pungkasnya
BANDUNG BARAT | VOLUME kendaraan yang semakin bertambah banyak sementara kondisi jalan raya tidak berubah di tambah adanya Kereta api cepat KIIC yang setiap hari di pastikan jalur menuju Stasion Kereta Api.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melaksanakan uji coba rekayasa lalu lintas di Kawasan Padalarang yang dimulai tanggal 10 sampai 14 Desember 2024. Hal ini menjadi upaya, untuk mencegah kemacetan jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Diketahui, rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dishub KBB berdasarkan persetujuan DPRD KBB. Hal ini mengubah beberapa jalur di Kawasan Padalarang yang mulanya jalan dilalui hanya satu arah menjadi dua arah. Jika uji coba rekayasa tersebut berhasil mengurai kepadatan yang berdampak pada kemacetan arus lalu lintas, maka jalur dua arah akan dipermanenkan.
Begitu disampaikan Kepala Dishub KBB, Fauzan Azima saat ditemui awak media di Simpang Tagog Padalarang. Selain itu uji coba rekayasa lalu lintas juga sebagai upaya untuk pengalihan kendaraan berat seperti bus dan truk dari arah Jalan Raya Purwakarta serta dari arah Jalan Raya Padalarang.
“Kendaraan berat seperti bus dan truk tersebut ada pengalihan jalur yang biasanya melintas di dalam kota,” terang Fauzan di lokasi, Selasa 10 Desember 2024.
Disebutkan Fauzan, uji coba rekayasa lalu lintas tersebut dilaksanakan mulai tanggal 10 sampai 14 Desember 2024. Apabila uji coba rekayasa ini berhasil mengurai kepadatan kendaraan, pihaknya akan menetapkan jalur dua arah secara permanen.
“Ujicoba sampai hari Sabtu, kalau misalkan hasil evaluasi ada kendala, kita evaluasi, ya (kalau berhasil) kita teruskan,” ungkapnya.
Berkenaan rekayasa lalu lintas di Kawasan Padalarang, dia menekankan, dimaksudkan untuk mendistribusikan kapasitas jalan sehingga, kendaraan tidak bertumpu di Simpang Tagog maupun jalur lainnya yang menjadi simpul kemacetan di Padalarang.
“Kalau dulu, jalan Purwakarta atau Tagog hanya satu arah, sekarang dua arah. Langkah ini untuk mendistribusikan kapasitas jalan yang sepi, kita isi karena volume lalu lintas meningkat, jalan yang ada tak terisi, kita isi” jelasnya.
Adapun rekayasa lalu lintas, dia menyebutkan, diujicobakan juga di Jalan Cihaliwung yang merupakan akses menuju Stasiun Kereta Cepat Whoosh. Karena aktivitas pergerakan orang lebih banyak ke stasiun, sehingga jalur harus dipisahkan antara kendaraan besar dan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
“Untuk kendaraan besar dialihkan menuju Tagog, ke jalan nasional langsung menuju tol. Di Jalan Cihaliwung dari satu arah menjadi dua arah khusus untuk kendaraan kecil,” katanya.
Mengingat uji coba rekayasa lalu lintas baru dilaksanakan hari ini, dia menuturkan, wajar adanya apabila ada pengguna jalan yang masih menemui kendala karena belum terbiasa. Meski demikian, minimal melalui rekayasa lalu lintas kendaraan masih bisa tetap berjalan pada saat jam-jam padat seperti pagi dan sore hari.
“Rekayasa lalu lintas ini dilakukan untuk mengurangi konflik (kemacetan) lalu lintas. Padat mungkin tetap, tapi yang penting arusnya bergerak, mereka masih tetap bisa jalan,” pungkasnya. ***