BANDUNG-Sinfonews.com
Sebanyak 17 orang siswa kelas VIII SMPN 4 Rancaekek Kabupaten Bandung, diduga dianiaya oleh oknum guru, Kamis (4/10/2017). Akibatnya, siswa tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya karena terluka.
Menurut pengakuan beberapa orang tua siswa, kejadian penganiayaan diduga dilakukan oknum guru karena tersinggung ulah siswa, guru naik pitam dan melakukan tindakan kekerasan yang mengakibatkan siswa terluka.
Seperti dikatakan Tumino (41) orang tua dari Tripansyah Hartanto (14), salah satu siswa SMPN 4 Rancaekek yang berusaha mengadukan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Oknum Guru SMPN 4 Rancaekek Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung ke polsek Rancaekek.
Ia tidak terima karena anaknya mendapat perlakuan kekerasan oleh oknum guru berinisial D di SMPN 4 Rancaekek.
“Saya tidak terima anak saya kalau disiksa di sekolah,” ungkapnya Selasa (10/10/2017).
Pemukulan siswa diduga karena oknum guru merasa tidak terima oleh candaan siswa.
“Karena guru merasa tidak enak oleh candaan siswa dan yang menyindir oknum guru tersebut, sampai-sampai naik pitam dan melakukan tindakan kekerasan,”ungkapnya.
Tumino menambahkan, anaknya hingga hari ini (selasa) tidak sekolah karena berobat di rumah sakit memar di belakang punggung, dan sudah agak sembuh. Ia pun akan melaporkan tindakan kekerasan di sekolah ini kepada penegak hukum.
“Karena tidak ada itikad yang baik dari pihak sekolah kami akan melaporkannya ke kepolisian, kalau dibiarkan bisa saja terjadi di sekolah lainnya,” ungkapnya.
Selain Tripan, Tresna Dewa siswa lainnya yang juga terluka akibat amukan oknum guru di SMPN 4 Rancaekek juga mengalami memar dan luka di punggung.
Cepi (32) warga kampung Cihaur RT 03/03 Desa Sukamulya selaku orangtya Tresna Dewa pun merasa tidak terima dari ulah oknum guru di smpn4 Rancaekej. Menurutnya,
Menurutnya anaknya tidak tahu menahu apa yang terjadi sampai-sampai oknum guru mengamuk, namun Tresna pada waktu itu sedang berkumpul di mesjid dilingkungan sekolah.
“Siswa lain pada lari anak saya kena dijambak rambutnya dan dibawa ke kantor BP, di ruangan anak saya di tampar oleh guru tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu menurut Wakasek Kesiswaan SMPN 4 Rancaekek Ujang, di hubungi via telepon terakut peristiwa kekerasan di sekolahnya seolah-olah mengiyakan ada kejadian tersebut.
“Tidak akan asa asap kalaupun tidak ada api,” ungkapnya.
Menurutnya, akan dilaksanakan mediasi antara ke tujuh belas siswa dengan pihak sekolah hari Rabu (11/10/2017).
“Hari rabu kita akan memanggil orang tua siswa untuk melaksanakan rapat mediasi,” tegasnya. (Red/Andi Rohendi)