Scrool Untuk Membaca
banner 325x300
banner 970x250
Purwasuka-Bekasi

Yang Dibutuhkan Sarana Pendidikan, Jika Fasos dan Fasum Dibangun Taman Warga Purwadana Akan Gelar Aksi

30
×

Yang Dibutuhkan Sarana Pendidikan, Jika Fasos dan Fasum Dibangun Taman Warga Purwadana Akan Gelar Aksi

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua BPD Desa Purwadana Lukman N Iraz@2024SINFONEWS.com
Wakil Ketua BPD Desa Purwadana Lukman N Iraz@2024SINFONEWS.com
banner 300x250

“Kita akan tolak, akan kepung dan bila perlu turun ke jalan bersama rakyat Purwadana apabila itu dilanjutkan untuk pembangunan taman. Kami membutuh pendidikan bukan taman,” tandasnya

 SINFONEWS.com, KARAWANG | DESA Purwadana mendapat hibah tanah Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umu dari Resinda, namun recananya Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang untuk dibuatkan taman.

Rencana Pemda Karawang akan mebuat taman di Tanah Fasos dan Fasum tersebut mendapat penolakn dari masyarakat desa Purwadana, pasalnya yang dibutuhkan masyarakat sarana pendidikan.

Seperti yang dismpaikan Wakil ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Purwadana Lukman N. Iraz mengatakan, saat ini dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) diberlakukan sisitem zonasi sehingga membuat banyak masyarakat di Desa Sukamakmur khususnya Desa Purwadana tidak tertampung di SMP negeri.

“Kalau dari si sini ke SMPN Telukjambe Timur jarak sangat jauh sehingga dengan adanya sistem zonasi masyarakat khususnya Purwadana tidak tertampung di SMP negeri,” tuturnya, Jum’at 13 September 2024.

Oleh karena lanjut Lukman N Iraz, banyak siswa-siswi yang tidak terserap dengan baik di SMP negeri, sehingga banyak masyarakat Purwadana yang memilih untuk mondok ke luar dan sekolah ke swasta serta bahkan ada juga yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah karena jarak sekolahnya jauh serta tidak ada angkutan umum.

Berita Lainnya :  Buntut Dugaan PHK dan Sertifikat Ditahan, Komisi IV DPRD Karawang Sidak ke PT. ABC

“Dari Desa Purwadana dan Desa Sukamakmur ketika kami data setiap tahunnya meluluskan sekitar 300 siswa-siswi dari sekolah dasar negeri dan swasta. Atas dasar itu kami mendorong agar dibangunlah SMPN 3 Telukjambe Timur. Menurut kami BPD Purwadana lahannya ada, lahan Fasos dan Fasum dari hibah Resinda,” tuturnya.

Masih kata Lukman menuturka, tahun 2022 dalam minggon keliling kecamatan yang dihadiri Bupati Karawang saat ini, yang bersangkutan menyetujui untuk dibangunnya SMPN 3 Telukjambe Timur. Sehingga pada saat itu pun terbentuklah tim pembentukan sekolah.

“Kami pengajukan permohonan pembangunan SMP, dan terbentuklah panitia. Kami melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah, Korwilcambidik oke memenuhi syarat, dan dinas pendidikan oke. Namun sampai saat ini belum juga terealisasi,” ujarnya.

Kemudia lanjutnya, pada kegiatan Paten Telukjambe Timur dalam acara Ngobras Bupati Karawang Aep Syaepuloh memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pernyataannya di tahun 2022.

“Pada saat menjawab pertanyaan Ketua BPD Desa Purwadana, pak bupati mengatakan bahwa tanah Fasos dan Fasum itu tidak sesuai dengan peruntukannya. Bukannya sekolah itu fasilitas umum, sehingga itu logikanya harus masuk, kecuali itu dibuat yayasan Lukman Iraz itu menjadi pribadi, tapi ini untuk SMPN negeri untuk masyarakat Purwadana,” ujarnya.
Dikatakannya, bahwa tanah Fasos dan Fasum itu rencana akan dibuat taman oleh pemerintah daerah sehingga pihaknya menegaskan bahwa masyarakat Purwadana tidak membutuhkan taman tetapi membutuhkan sarana pendidikan.

Berita Lainnya :  Maksimalkan Tata Kelola SPBE, Pemkab Purwakarta Gelar Diseminasi TTE

“Kita akan tolak, akan kepung dan bila perlu turun ke jalan bersama rakyat Purwadana apabila itu dilanjutkan untuk pembangunan taman. Kami membutuh pendidikan bukan taman,” tandasnya.

Ditegaskan Wakil Ketua BPD Desa Purwadana bahwa Masyarakat Purwadana butuh sarana pendidikan, bukan taman

“Masyarakat Purwadana merasa heran kenapa bupati lebih peduli pada pembangunan taman, Ketimbang Pembangunan SDM,” tandas Wakil Ketua BPD Desa Purwadana.

Lukman menlanjutkan, kalau berkaca pada yang ada, banyak taman-taman di Karawang terbengkalai, bahkan berubah fungsi, salah satunya Taman Hutan Kota tidak terurus dan  tidak jelas, kemudian Taman Ade Irma lebih di kenal Taman Bencong beralih fungsi jada tempat Jualan, laluTaman Budaya yang lebih di kenal Kampung Budaya, hakikatnya adalah Taman yang d padu dengan sarana olah raga dan tempat pertunjukan seni budaya itu pun pengelolaan tidak maksimal.

“Tiba-tiba Pemda Karawang mau ngebangun taman lagi, urgensinya apakah taman lebih penting dari Pendidikan. Apa masa depan generasi muda gak penting lagi,” pungkas Lukman N Iraz. ***

banner 1000x300
banner 1000x300